hei, hei,

Salam buat yang lagi ngeliat blog saya.
selamat membaca.

SEJARAH PERTUMBUHAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2009/2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya serta nikmat ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Koperasi Bukit Kijang dan Unit-Unit Usaha Bersama Serikat Petani Indonesia (SPI)” ini merupakan suatu contoh koperasi yang ada di Sumatera Utara.

Dalam proses penyusunan makalah ini penulis memerlukan bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis menucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua tercinta yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Vidyarini Dwita selaku dosen pembimbing mata kuliah Perkoperasian.
3. Teman- teman yang telah memberikan masukan kepada kelompok kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena bagaimanapun juga tak ada gading yang tak retak, dan ingatan tak selalu tumbuh, pikiran tidak selalu datang. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi jendela pikiran dalam kehidupan-sehari hari khususnya guna mengaplikasikan dalam masalah Perkoperasian.
Juni 2010
Penulis

SEJARAH PERTUMBUHAN EKONOMI
Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin, yang menganut system ekonomi kapitalis, system ekonomi social, dan system ekonomi campuran semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi.
Ada tiga factor yang menjadi dasar dalam pertumbuhan ekonomi. Ketiga factor tersebut adalah:
1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
2. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi.

 Akumulasi Modal (capital accumulation)
Terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan di investasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Meningkatkan stok modal (capital stock) dengan cara pengandaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan dan bahan baku merupakan hakl yang jelas memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa-masa mendatang. Investasi produktif yang bersifat langsung harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi infrastruktur ekonomi dan social. Contohnya pembangunan jalan-jalan raya, penyediaan listrik, penyediaan air bersih dan perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi. Semua itu mutlak dibutuhkan dalam rangka menunjang dan megintegrasikan segenap aktifitas ekonomi produktif. Sebagai contoh, investasi yang dilakukan oleh seorang petani sayuran berupa pembelian sebuah traktor baru pasti bisa meningkatkan produksi sayurannya. Tetapi tanpa sarana transportasi yang memadai guna mengangkut tambahan produksi tersebut ke pasar-pasar, maka investasi sang petani tersebut tidak dapat menambah produksi pangan nasional.
Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak yang positif yang sama terhadap angka produksi. Pendidikan formal, program pendidikan dan pelatihan dalam kerja atau magang, kursus-kursus dan aneka pendidikan lainnya perlu lebih diefektifkan untuk mencetak tenaga-tenaga terdidik dan sumberdaya manusia yang terampil melalui investasi langsung dalam pembagunan serta pengadaan gedung-gedung, peralatan dan bahan baku. Pendidikan guru yang bermutu dengan kurikulum yang tepat dan relevan, sama halnya dengan penyediaan buku-buku ekonomi yang baik, pasti akan dapat meningkatkan kualitas, kepemimpinan, dan produktifitas tenaga kerja. Konsep investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dan penciptaan modal manusia (human capital) ini jelas dapat di analogikan dengan peningkatan kualitas dan produktifitas sumber daya tanah melalui investasi strategi.
Segenap kegiatan yang di sebutkan di atas merupakan bentuk-bentuk yang menjurus ke akumulasi modal.
- Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Jumlah tenag kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar domestik. Meskipun demikian , pertumbuhan penawaran angkatan kerja di negara-negara berkembang apakah benar-benar akan membawa dampak yang positif atau malah membawa dampak yang negatif. Sebenarnya dampak positif atau negatifnya pertambahan penduduk bagi upaya pembaguna ekonomi sepenuhnya tergantung pada kemanpuan system perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Adapun kemampuan itu sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor-faktor penunjang, seperti kecakapan manajerial dan administrasi.


Pada tingkat penguasaan teknologi tertentu dan jumlah sumber daya manusia dan modal fisik tertentu pula, kurva kemungkinan-produksi memperlihatkan jumlah output yang maksimum yang bisa tercapai berupa kombinasi dua jenis komoditi, misalnya beras (padat kaya) dan radio(padat modal dan teknologi), seandainya segenap sumber daya yang tersedia dalam perekonomian yang bersangkutan benar-benar digunakan secara penuh dan efisien. Peraga 3.1 memperlihatkan kemungkinan-produksi beras dan radio.
Jika kita andaikan tingkat produksi sama sekali tidak mengalami perubahan, kuantitas sumber daya manusia dan fisik akan meningkat dua kali lipat sebagai hasil dari investasi pada peningkatan kualitas sumber daya yang ada atau investasi pada pengadaan sumber daya yang baru, seperti menambh luas tanah, menambah modal dan juga jumlah tenaga kerja. Dalam peraga 3.1 terlihat bahwa peningkatan sumber daya sampai dua kali lipat akan menggeser kurva kemungkinan-produksi ke luar secara sejajar, dari P-P ke P’-P’. Hal ini jelas menunjukkan bahwa perekonomian atau negara yang bersangkutan sekarang dapat memproduksi leboh banyak radio dan beras.
Perhatikanlah bahwa walaupun negara tersebut beroperasi di bawah kapasitas sumber daya yang ada pada titik X dan peraga 3.1, kenaikan sumber daya produktif tetap dapat meningkatkan output pada titik X’, meskipun di situ terdapat pengangguran dan penggunaan tanah dan modal di bawah kapasitas maksimal. Satu hal yang perlu dicatat di sini adalah penambahan sumber daya belum tentu akan meningkatkan output (menciptakan pertumbuhan ekonomi)
Pada diagram (a) dan (b) dari peraga 3.2 terlihat bahwa industry radio secara relative lebih banyak menggunakan modal, sedangkan padi lebih banyak menggunakan lahan atau tanah. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka kurva kemungkinan-produksinya pasti akan lebih condong ke produksi radio apabila terjadi penambahan modal (lihat peraga 3.2a); sebaliknya seandainya terjadi penambahan lahan atau tanah maka kurva tersebut akan lebih condong pada produksi beras (lihat peraga 3.2b). dalam keadaan normal, kedua produk tersebut sama-sama memerlukan kedua faktor sebagai input-input produksi.
 Kemajuan Teknologi
Dalam pengertian yang paling sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara - cara lama dalam menangani pekerjaan pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam jagung, membuat pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga klasifiki kemajuan teknologi :
1. Kemajuan teknologi yang netral ( neutral technological progress )
Terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi factor yang sama.
2. Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor –saving technological progress)
Kemajuan teknologi netral yang telah berlangsug sedmikin rupa sehingga mnghemat modal atau tenaga kerja ( artinya penggunaan teknologi trersebut memungkinkan kita memperolrh output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama )
3. Kemajuan teknologi hemat modal (capital –saving technological progress)
Ini merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan hampir semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja,dan bukan untuk menghemat modal. Didalam negar-negara dunia ketiga kemajuan teknologi ini merupakan sesuatu yang paling penting dilakukan.
Sumber kemajuan ekonomi bisa meliputi berbagai macam factor,akan tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya investasi yang mampu memperbaiki kwalitas modal atau sumber daya manusia dan fisik, yang selanjutnya berhasil meningkatkan kwanttas sumberdaya froduktif dan yang bisa menaikkan produktifitas seluruh sumberdaya melalui penemuan-penemuan baru inovasi dan kemajuan teknologi.
Enam Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Modern Menurut Kuznets
Menurut Kuznets Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi pada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan bukan oleh kemajuan atau penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan yang keadaan yang ada.
Professor Kuznets mengemukakan enam karakteristik atau ciri proses pertumbuhan ekonomi yaitu :
• tingkat pertumbuhan output perkapita dan pertumbuhan penduduk yang tinggi
Semua negara yang sekarang maju pernah mengalami tingkat pertumbuhan output perkapita dan penduduk yang sangat tinggi. Rata –rata laju pertumbuhan output per kapita per tahun dinegara-negara industri maju selama 200 tahun terakhir mencapai 2% dan rata-rata pertumbuhan penduduknya mencapai 1% sedangkan total outputnya sebesar 3% ( angaka GNP rill ). Laju pertumbuhan sebesar 2% per tahun di negara-negara maju ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan periode sebelum di mulainya revolusi industry diakhir abad ke-18.
• Tingkat kenaikan produktifitas faktor produksi total yang tinggi
Total faktor productivity (TFP) yakni output yang dihasilkan masing-masimg unit input atau faktor produksi yang dipergunakan untuk membuat output tersebut. TFP merupakanukurn pemanfaatan input dalam fungsi produksi, para ekonom sering mengukur pertumbuhannya secara terpisah dari pertumbuhan (kuantitas) input. Secara diagramatis, kenaikan TFP akan menyebabkan fungsi produksi pada peraga 3.1 bergeser ke atas dari PP ke P’P’ tanpa adanya penambahan modal atau tenaga kerja.
• Tingginya tingkat transformasi struktural ekonomi
Perubahan struktural tersebut antara lain mencakup pergeseran terhadap dari aktivitas sektor pertanian ke sektor nonpertanian dan yang sekarang ini tengah berlangsung, yakni dari sektor industri ke sektor jasa. Selain itu juga terjadi pergeseran lokasi dan status pekerjaan mayoritas angkatan kerja dari sekto pertanian dan aktifitas nonpertanian di daerah pedesaan ke sektor manufaktur dan jasa-jasa di daerah perkotaan.
• Tingginya tingkat transformasi social dan ideology
Contoh transformasi social tersebut antara lain berupa proses urbanisasi secara umum , penerapan berbagai pemikiran, gagasan, sikap-sikap dan lembaga-lembaga baru yang prosesnya secara keseluruhan dikenal dengan istilah “modernisasi”. Gunnar Myrdal telah membuat daftar mengenai cita-cita modernisasi dalam bukunya tentang keterbelakangan (underdevelopment). Cita-cita tersebut adalah:
1. Rasionalitas
Rasional disini adalah perlunya dilakukan suatu substitusi metode-metode modern dalam bidang pemikiran, pelaksanan kegiatan-kegiatan produksi, distribusi, dan persiapan konsumsi dihari tua serta praktek tradisional lainnya.
2. Perencanaan ekonomi
Perencanaan ekonomi disini adalah pencarian sistem perumusan dan penerapan kebijakan yang terkoordinir dan rasional guna mempercepat pertumbuhan ekonomi dan proses-proses pembangunan pada umumnya.
3. Persamaan sosial dan ekonomi
Rangkaian usaha guna mendapatkan persamaan status, kesempatan, kekayaan, pendapatan, dan taraf hidup.
4. Peningkatan kuantitas institusional dan sikap-sikap
Perubahan-perubahan ini dianggap perlu dalam rangka meningkatkan efisiensi dan ketentuan tenaga kerja, mendorong semangat dan kemampuan untuk bersaing, memacu stabilitas sosial dan ekonomi, dan tumbuhnya perusahaan-perusahaan perorangan yang kokoh dan mantap dan memacu proses pembangunan secara keseluruhan.
• Penetrasi ekonomi internasional
Dua karakteristik pertumbuhan ekonomi modern yang terakhir mengandung kaitan erat dengan peranan negara-negara maju diarea internasional. Karakteristik yang pertama berkaitan langsung dengan sejarah dan kecdenderungan negara-negara kaya untuk secara terus menerus berusaha merambah dan menentangkan sayapnya kenegara-negara lainnya di dunia guna memperoleh sumber pasokan produk primer dan bahan baku, tenaga kerja yang murah, dan lokasi pemasaran yang sangat menguntungkan bagi produk-produk manufaktur mereka. Perluasan aktifitas tersebut dimungkinkan oleh adanya kemajuan teknologi modern yang begitu pesat, khususnya dalam bidang transportasi dan komunikasi.


• Keterbatasan penyebaran pertumbuhan ekonomi internasional
Meskipun terjadi kenaikan output dunia yang luar biasa selama dua abad terakhir ini, ternyata jangkauan penyebaran pertumbuhan ekonomi modern masih demikian terbatas dan baru meliputi kurang dari sepertiga populasi dunia.

Keterbatasan Nilai Sejarah PengalamanPertumbuhan: Perbedaan Kondisi Awal
Delapan butir perbedaan penting yang mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dan syarat-syarat terlaksananya pembangunan ekonomi modern. Kedelapan butir tersebut adalah:
- Perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas modal manusia.
- Perbedaan pendapatan perkapita dan tingkat GNP dibandingkan dengan negara-negara lainyan di dunia.
- Perbedaan iklim
- Perbedaan jumlah penduduk, distribusi, serta laju pertumbuhannya.
- Perbedaan sejarah migrasi internasional.
- Perbedaan dalam memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional.
- Kemampuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang ilmiah dan teknologi dasar.
- Stabilitas dan fleksibilitas lembaga-lembaga politik dan sosial.